
Hari Tuaku
Pabila hari tuaku tiba
Kelak suatu masa
Kacamata tebal atas hidup
Bersenandung
Menembangkan lakon lama
Lalu tersenyum memandang bayangan
Atas kaca jendela yang putih warnanya
Sampai pun alis bulu mata
Maka namamu kan kusebut
Dengan bibir gemetar
Bagai ayat kitab suci
Tak sembarang boleh terdengar
Namun kala itu
Yang empunya nama entah di mana
Apakah lagi menyulam
Duduk bungkuk atas kursi rotan
Ataukah sedang menimang cucu
Mungkin pula telah lama
Aman berbaring
Dalam tilang penghabisan
Dan pabila giliranku tiba
Terlentang
Dengan kedua belah tangan
Sebelum sang maut menjemput
Dan pabila giliranku tiba
Terlentang
Dengan kedua belah tangan
Sebelum sang maut menjemput
Sekali lagi namamu kan kusebut
Lalu diam mati